KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat,taufik dan hidayahNyalah penulis masih diberikan kesehatan
maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun
banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah penulis selalu
tegar menghadapinya.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini. Penulis sangat menyadari
masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi kajian, pendekatan
maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
dari pembaca, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah sebaik mungkin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
teman-teman mahasiswa lainnya dan juga tentunya bermanfaat bagi penulis
sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulang Bawang,
November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................
C. Tujuan Pembahasan .........................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Kelincahan .....................................................................................
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kelincahan .............................................
C. Pedoman Umum Dalam Latihan .....................................................................
D. Pedoman Dalam Latihan Kelincahan ..............................................................
E. Macam-macam Latihan Kelincahan .................................................................
F. Gabungan Permainan Latihan
Kelincahan .......................................................
BAB III Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah
Kelincahan
cukup penting dalam melakukan suatu aktivitas. Semakin bertambah usia seseorang
maka kemampuan psikomotornya akan semakin menurun. Sebagai contoh orang yang
sudah memasuki usia tua mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Aspek
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan
anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
Tujuan yang berkaitan dengan psikomotorik berkaitan dengan pencapaian
keterampilan motorik (gerakan), memanipulasi benda atau objek atau
kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi otot-otot atau syaraf dan anggota
badan (Setyosari,2001).
Beberapa
penelitian telah dilakukan di luar negeri untuk meneliti pengaruh usia terhadap
kemampuan psikomotor tangan pekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Arunkumar
Pennathur, Luis Rene Contreras, Karina Arcaute, Winifred Dowling mengenai
kemampuan psikomotor tangan menunjukan bahwa pekerja orang Mexico mempunyai
kendala dalam melakukan aktivitas pekerjaannya, hal ini karena seiring
bertambahnya usia.
Hasil
pengujian psikomotor dibagi menjadi 3, yaitu specific responding, motor
chaining, rule using. Dalam hal ini cleaning service lebih cenderung kepada
hasil specific responding dan motor chaining yang lebih menekankan pada
keterampilan yang bersifat tunggal dan gabungan dari dua keterampilan dasar
yaitu ketepatan dan ketelitian.Terkait dengan keterampilan dasar, akan terdapat
dugaan bahwa usia dapat mempengaruhi ketepatan dan ketelitian dalam melakukan
pekerjaan.
B. Rumusan
Masalah
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi kelincahan
2. Pedoman dalam latihan kelincahan
3. Macam-macam latihan kelincahan
C. Tujuan
Pembahasan
1. Untuk menjelaskan pengertian kelincahan
2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan
3. Untuk mengetahui macam-macam latihan kelincahan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kelincahan
Kelincahan
berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 525)
lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap.
Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) orang yang lincah adalah orang yang
mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat
pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan
posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP (1983 : 28) mendefinisikan kelincahan
adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Dengan
demikian dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa
kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya
dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi
di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Kegunaan
kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan.
Suharno HP (1985 :33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk
menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan
teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta
mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
B.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina Moeloek dan
Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
1. Tipe
tubuh
Seperti
telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan kelincahan
menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana
momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh,
maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari
sektomorf dan endomorf.
2. Usia
Kelincahan
anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki
pertumbuhan
cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan
menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara
mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
3. Jenis
kelamin
Anak
laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak
wanita
sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih
mencolok.
4. Berat
badan
Berat badan
yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.
5. Kelelahan
Kelelahan
mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan
hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar
kelelahan tidak mudah timbul.
C. Pedoman
Umum Dalam Latihan
Agar dalam
latihan mempunyai arah dan mendapat hasil maka sangat diperlukan pedoman secara
ilmiah sudah dibuktikan kebenarannya. . Namun PASI (1993 : 61) menyatakan bahwa
tiga asas yang paling penting : hukum over load ( beban lebih ), hukum
reversibility ( kompensasi), hukum kekhususan (specifisity). Untuk menghindari
terjadinya perbedaan persepsi dalam memahami istilah-istilah diatas akan
diuraikan satu persatu seperti dibawah ini.
a.
Kekhususan
Latihan
harus khusus pada olahraga tertentu. PASI (1993 : 64) menyebutkan bahwa hukum
kekhususan menyebutkan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan
tanggapan khusus dan adaptasi atau penyesuaian diri.
b. Tambah
beban ( overload principle )
Untuk tidak
menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai derajat kekuatan yang tinggi beban
harus teratur dinaikkan. Hal ini dikatakan secara tegas oleh PASI (1993 : 62)
bahwa latihan beban lebih (overload ) menyebabakan kelelahan, dan pemulihan dan
penyesuaian memungkinkan tubuh mengkompensasikan lebih dan mencapai tingkat
fitnes atau kesegaran yang lebih tinggi.
c. Hari
berat dan santai
Dalam
latihan harus ada pengaturan hari berat dan santai. Hari berat yaitu waktu
untuk latihan berat dan hari santai untuk pulih asal. Yang dimaksud pulih asal
adalah pulih dari kelelahan akibat latihan yang memungkinkan tubuh menyesuaikan
terhadap beban latihan.
d. Latihan
dan kelebihan latihan
Dalam
latihan beban harus ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai mencapai maksimum.
PASI (1993 : 64) yang menyatakan bahwa beban latihan yang berlebihan
menyebabkan penyesuaian yang tidak lengkap dan atlet akan menghadapi masalah
pemulihan dari rangsangan latihan.
e. Latihan
dasar dan pencapaian puncak
Latihan
dasar diperlukan untuk mempersiapkan kondisi, pencapaian puncak sebaiknya
dipersiapkan menjelang pertandingan dilaksanakan dengan cara mengurangi beban
tetapi meningkatkan intensitas.
f. Kembali
Asal (reversibility)
PASI (1993 :
63) yang mengatakan bahwa atlet tidak melakukan latihan teratur maka tidak ada
pembebanan dan tubuh tidak ada pembebanan dan tubuh tidak perlu untuk
penyesuaian diri. Dalam hal ini secara perlahan kondisi tubuh akan kembali
ketingkat semula.
D. Pedoman
Dalam Latihan Kelincahan
Latihan
(training) adalah proses yang sistematis daripada berlatih atau bekerja secara
berulang-ulang, dengan hari kian menambah jumlah beban latihan pekerjaannya,
(Harsono, 1986 : 27).
Pada latihan
kelincahan diperlukan ciri-ciri latihan yang khusus. Adapun ciri–ciri latihan
kelincahan menurut Suharno HP. (1983 : 29 ) adalah bentuk-bentuk latihan harus
ada gerakan merubah posisi dan arah badan, rangsangan terhadap pusat syaraf
sangat menentukan hasil tidaknya suatu latihan kelincahan karena koordinasi
sangat urgen bagi unsur kelincahan, adanya rintangan-rintangan untuk bergerak
dan mempersulit kondisi ( alat, lapangan dan sebagainya ), ada pedoman waktu
yang pasti dalam latihan. Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) memberi
rambu–rambu dalam mengembangkan agilitas adalah bentuk-bentuk latihan yang mengharuskan
orang untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan tangkas dan dalam
melakukan aktivitas tersebut dia juga tidak boleh kehilangan keseimbangan dan
harus pula sadar posisi tubuhnya.
Latihan
kelincahan dapat diberikan mulai anak berusia 3 – 13 tahun. Hal ini sesuai M.
Sajoto (1988 : 55) bahwa anak berusia 3 – 13 tahun, menunjukkan peningkatan
tiap tahunnya, dengan catatan anak laki-laki memperbaiki waktunya dengan
rata-rata 0,5 detik tiap tahunnya. Penelitian lain yang dilakuakan oleh AAPHER
(1976) seperti dalam bukunya M. Sajoto (1988 : 55) ditemukan dengan tes shuttle
run 30 feet menunjukkan bahwa anak laki-laki rata -rata makin bertambah baik
mulai usia 12 tahun, sedang anak wanita tidak lagi bertambah baik setelah usia
13 tahun.
E. Macam-macam
Latihan Kelincahan
Adapun
macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu :
1) Lampu
reaksi
Tiap sudut
lapangan ditempatkan lampu berwarna yang digunakan sebagai petunjuk arah dan
tempat melakukan gerakan sesuai dengan warna yang dinyalakan. Latihan ini
digunakan pada bulu tangkis.
2) Langkah
kijang. Digunakan pada cabang atletik. Pelaksanannya yaitu berlari menyerupai
gerakan lari langkah kijang.
3) Shuttle
run Pada latihan ini atlet berlari dari titik satu ke titik yang lain. Dalam
latihan ini hanya dua titik yang harus dilalui atlet. Setiap kali sampai pada
satu titik ketitik lain, dia harus berusaha secepatnya membalikkan diri untuk
berlari menuju ke titik yang lain dengan sudut balik sebesar 1800. Dalam satu
repetisi atlet berlari dari satu titik ke titik lain dan kembali ke awal. Satu
set terdiri dari tiga repetisi.
4) Three
corner drill
Latihan
kelincahan three corner drill mirip dengan boomerang run yang titiknya ada
lima. Tetapi pada three corner drill titiknya hanya ada tiga, ketiga titik
tersebut membentuk segitiga sama kaki dengan besar sudut 45 derajat dan sudut
90 derajat. Teknik latihan atlet berlari melingkar ketiga titik tersebut
secepatnya.
Dalam suatu
repetisi atlet berlari dari satu ke titik yang lain dan kembali ke titik
semula. Satu set terdiri dari dua repetisi. Pada set berikutnya arah lari
kebalikan dari set yang mendahuluinya
Pergantian
arah lari pada tiap set dalam shuttle run maupun three corner drill dimaksudkan
untuk menyeimbangkan gerakan tubuh sehingga tidak terjadi kesulitan dalam
berbelok arah ke kanan ataupun ke kiri pada saat melakukan tes dengan alat-alat
tes dodging run.
5) Latihan
lari belak-belok (zig-zag)
Tujuannya :
melatih mengubah gerak tubuh arah berkelok-kelok.
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
- Latihan
bolak-balik dengan cepat sebanyak 2-3 kali antara beberapa titik (misalnya 4 -5
titik).
- Jarak
setiap titik sekitar dua meter.
6) Latihan
mengubah posisi tubuh / jongkok-berdiri (squat-thrust)
Tujuannya :
melatih mengubah posisi tubuh (jongkok dan berdiri tegak).
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
- Pandangan
ke arah depan.
- Lemparkan
kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan
terangkat
- Dengan
serentak kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula
- Latihan
ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama.
F. Gabungan
Permainan Latihan Kelincahan
1. shuttle
run
2. latihan
lari belak-belok (zig-zag)
3. latihan
mengubah posisi tubuh/jongkok-berdiri (squat thrust)
alat yang
digunakan :
• batok 20
buah
bentuk
permainan latihan kelincahan :
Ø melakukan
shuttle run 4-6 kali pengulangan dengan jarak 10 meter yang telah ditandai
dengan batok, kemudian langsung melakukan lari zig-zag dengan melewati
selang-seling batok yang telah disusun dan yang terakhir melakukan gerakan
squat thrust 10 kali pengulangan
setiap
pemain/tim yang melakukan gerakan harus menunggu teman/rekan timnya selesai
melakukan gerakanØ
pemain berikut yang melakukan gerakan harus
mendapatkan sentuhan dari rekannya sebelum melakukan gerakanØ
tim yang selesai melakukan permainan dengan
cepat dari lawan timnya dialah pemenangnyaØ
tim yang menang berhak memberikan hukuman
kepada tim yang kalahØ
BAB III
KESIMPULAN
Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah
arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai
dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan
tubuhnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut
Dangsina Moeloek:
1. Tipe tubuh
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Berat badan
5. Kelelahan
Pada latihan kelincahan diperlukan ciri-ciri latihan
yang khusus. Adapun ciri–ciri latihan kelincahan menurut Suharno HP. (1983 : 29
) adalah bentuk-bentuk latihan harus ada gerakan merubah posisi dan arah badan,
rangsangan terhadap pusat syaraf sangat menentukan hasil tidaknya suatu latihan
kelincahan karena koordinasi sangat urgen bagi unsur kelincahan, adanya
rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi ( alat, lapangan dan
sebagainya ), ada pedoman waktu yang pasti dalam latihan. Sedangkan menurut
Harsono (1993 : 14) memberi rambu–rambu dalam mengembangkan agilitas adalah
bentuk-bentuk latihan yang mengharuskan orang untuk bergerak dengan cepat dan mengubah
arah dengan tangkas dan dalam melakukan aktivitas tersebut dia juga tidak boleh
kehilangan keseimbangan dan harus pula sadar posisi tubuhnya.
Wah.. Bagus sekali postingannya.. Saya ijin copy ya.. Terima kasih banyak :)
BalasHapussaya ijin copast ya :) Terimakasih.
BalasHapusbagus man artikelnya (y) izin ngopy ..
BalasHapus